BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sad Ripu atau enam musuh manusia. Sikap
Sad Ripu ini banyak terdapat pada sifat setiap manusia. Setiap manusia memiliki
sifat dan watak yang berbeda - beda oleh sebab itu dari setiap sifat dan watak
tersebut manusia memiliki sifat Sad Ripu yang melekat pada diri mereka sendiri.
Sad Ripu merupakan musuh yang sudah ada sejak manusia dilahirkan turun kedunia
ini. Berbagai macam sifat yang mereka miliki memiliki arti yang berbeda-beda.
Sad Ripu berasal dari kata sad yang
berarti enam dan ripu yang berarti musuh. Jadi Sad Ripu berarti enam musuh. Musuh
yang dimaksud adalah musuh yang berasal atau bersumber dari dalam diri sendiri.
Sesungguhnya Sad Ripu tersebut bibitnya telah terbawa bersamaan dengan karma
wesana sejak kelahiran. Demikian juga dengan Sad Ripu akan selalu muncul akibat
perpaduan dari Tri Guna, terutama antara sifat rajas dan tamas, Hal ini pun
akibat dari rangsangan benda - benda dan pengaruh lingkungan pengendaliannya. Perpaduan
rajas dan tamas sebagai rangsangan munculnya Sad Ripu yang tak bisa diredam
dengan satwam dan dharma akan meghasilkan asubha karma(perbuatan buruk), namun
sebaliknya apabila diatasi dengan Satwam dan Dharma, yang muncul adalah subha
karma(perbuatan baik). Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengangkat
judul “ Sad Ripu sebagai Aspek Diri yang
Harus Dikendalikan”
Sebagaimana dijelaskan dalam petikan
kekawinan Ramayana, bahwa “semuanya
bersumber dari diri kita sendiri, kuncinya tergantung dari kemampuan,
pengetahuan, dan pikiran untuk mengatasi dan mengarahkannya”. Dalam makalah
ini panyusun berharap dapat mengulas semua yang menjadi pertanyaan – pertnyaan
dasar atas semua hal yang berhubungan dengan Sad Ripu.
Sebelum membahas tentang Sad Ripu, ada baiknya jika terlebih dahulu membaca
Petikan Sloka dibawah ini untuk membuka pandangan dan pemikiran kita.
Bhagavad-gītāIII.43
"Evam buddhem param buddhva,
samstabhya ‘tmanam
atmanah,
jahi satrum mahabaho,
kamarupam durasadam”
Terjemahan:
Mengetahui
Dia lebih agung dari intelek dengan mengendalikan jiwamu dengan jiwa, basmilah
musuhmu dalam bentuk hawa nafsu, yang tidak mudah ditundukkan, Oh Mahabhahu
1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang ada, yaitu:
1.1.1
Apakah yang dimaksud
dengan Sad Ripu?
1.1.2
Apa sajakah contoh
perilaku Sad Ripu di lingkungan masyarakat?
1.1.3
Apakah yang ditimbulkan
dari perilaku Sad Ripu?
1.1.4
Bagaimanaka cara – cara
mengendalikan Sad Ripu?
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah yang berjudul Sad Ripu ini adalah:
1.2.1
Untuk memmahami
pengertian Sad Ripu.
1.2.2
Untuk mengetahui contoh
perilaku Sad Ripu di lingkungan masyarakat.
1.2.3
Untuk mengetahui dampak
Sad Ripu.
1.2.4
Untuk mengetahui cara –
cara mengendalikan Sad Ripu.
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat
Praktis
Menambah
wawasan dan pengetahuan tentang pelajaran darma atau kebaikan khusunya, tentang
Sad Ripu, dampak, dan cara mengendalikannya
1.3.2 Manfaat
Empiris
Memberi
masukan dan pengetahuan kepada masyarakat tentang dampak Sad Ripu dan cara
mengendalikan Sad Ripu, khusunya bagi masyarakat yang kurang memahami.
BAB
II
PEMBAHASAN/
ISI MATERI
2.1 Pengertian Sad Ripu
Sad ripu berasal dari bahasa
Sansekerta, dari kata sad yang berarti enam dan ripu yang berarti musuh. Jadi secara harfiah, Sad Ripu berarti enam musuh . Musuh yang dimaksud adalah musuh yang
berasal atau bersumber dari dalam diri manusia sendiri. Enam musuh pada setiap orang dapat memengaruhi
perilaku seseorang dalam kehidupannya. Sebagaimana tercantum dalam kekawin
Ramayana, Bab I (Wirama Sronca), bait 4 sebagai berikut :
“Ragadi musuh mepareng
Rihati ya tongwanya tan
madoh riawak
Yeka tan hana ri sira
Prawira wihikan sireng
niti”
Artinya
:
Keinginan
(kama) dan semua jenis musuh yang terdekat yang ada di dalam hati (Pikiran)
tempatnya tidak jauh dari badan sendiri. Yang semacam itu tidak ada dalam diri
beliau (Dasarata) sifat ksatria yang dimilikinya,serta pintar dalam menjalankan
pemerintahan.
Musuh – musuh yang terdapat dalam diri
manusia sangatlah berbahaya jika dipupuk, dan dipelihara. Enam musuh manusia
itu adalah sebagai berikut:
1.
Kama
Kama adalah keinginan
atau hawa nafsu yang dimiliki oleh manusia. Setiap manusia memiliki keinginan. Keinginan
dapat bersifat positif dan negatif. Keinginan yang sifatnya positif dapat
menumbuhkan orang-orang yang kreatif, inovatif, dan selalu melakukan perbuatan
yang baik. Keinginan yang dimiliki manusia tanpa batas, dapat diibaratkan
seperti alam semesta. Keinginan tersebut haruslah dikendalikan ke arah yang
positif. Sifat kama dapat menyebabkan orang penuh dosa. Hal ini terdapat dalam
pustaka suci Bhagavad-gītā III.37.
kāma esa krodha esa
rajo-guna-samudbhavah
mahāśano mahā-pāpmā
viddhy enam iha
vairinam
Terjemahan:
Itu
adalah nafsu, amarah yang lahir dari rājaguna;
sangat
merusak, penuh dosa ketahuilah bahwa keduanya ini adalah musuh yang ada di
bumi.
Nafsu
manusia dapat menyebabkan hilang akal sehatnya dalam menentukan pilihan.
Hilangnya akal sehat menyebabkan manusia melakukan kesalahan-kesalahan yang
dapat menimbulkan dosa.
Kama sangat besar pengaruhnya dalam
kehidupan, kama dapat mempengaruhi pikiran. Rangsangan yang kuat akan menarik
kama dan mempengaruhi pikiran. Bila tidak memiliki kemampuan atau pengetahuan
untuk mengatasinya, maka sifat-sifat buruk lah yang akan muncul yang berakibat
buruk pula terhadap diri sendiri. Nafsu manusi dapat menyebabkan hilang akal
sehatnya dalam menentukan pilihan. Hilanngnya akal sehat menyebabkan manusia
melakuakn kesalahan – kesalahan yang dapat menimbulkan dosa. Kama yang tidak
terkendali ini akan muncul sebagai musuh. Namun sebaliknya, kama akan berfungsi
sebagai sahabat apabila dapat dikendalikan atau disalurkan kepada hal-hal yang
bersifat dharma/kebenaran.
2.
Lobha
Lobha berasal dari kata lubh
yang berarti tamak, rakus. Rakus
merupakan sifat senang yang berlebihan dan tidak terkendali, sifat yang selalu
ingin dipuaskan, sifat yang ingin mementingkan diri sendiri. Sifat-sifat
seperti ini dimiliki oleh setiap orang, apabila kemunculan sifat ini tidak
dikendalikan dengan pengetahuan dharma, tidak memiliki rasa welas asih, tatwam
asi, dan satya, maka lobha seperti ini akan menjadi musuh. Ia akan mendatangkan
rasa benci, rasa cemburu, rasa dendam, sehingga menimbulkan rasa gelisah,
kurang aman, dan was-was. Biasanya lobha akan tumbuh dengan kuat akibat kama
yang selalu terpenuhi. Sifat
lobha yang tergolong negatif akan menyebabkan seseorang terdorong untuk
melakukan kejahatan karena merasa tidak pernah puas dengan apa yang
dimilikinya. Orang yang memiliki sifat lobha yang negatif dapat menumbuhkan
rasa gusar, resah, gelisah, dan tidak senang.
Sifat
lobha tertuang dalam pustaka suci Śarasamuccaya
sloka 267, sebagai berikut:
jatasya hi kule mukhye
paravittesu grhdyatah lobhasça
prajñāmāhanti prajñā
hanti hatā çriyam.
Terjemahan:
Biar
pun orang berketurunan mulia, jika berkeinginan merampas kepunyaan orang lain,
hilanglah kearifannya karena kelobhaanya; apabila telah hilang kearifannya itu,
itulah yang menghilangkan kemuliaannya dan seluruh kemegahannya.
3.
Krodha
Krodha artinya marah. Orang yang dipengaruhi kemarahan
dapat menjadi sumber dari penderitaan orang
dan kesengsaraan. Krodha muncul diawali oleh ketidakpuasan, rasa kecewa,
rasa dendam, dan rasa terhina. Krodha sangat mempengaruhi konsentrasi, rasa
kesadaran, dan merusak keseimbangan serta kesucian bathin. Krodha yang tidak
terkendali dapat memacu denyut jantung, merusak kerja syaraf sehingga sulitr
berpikir tenang dan rasional, membuat syaraf tegang. Apabila terus-menerus
seperti itu, syaraf-syaraf akan putus yang mengakibatkan stroke hingga
kematian. Krodha juga dapat muncul akibat minuman keras. Krodha muncul bukan
karena rangsangan dari luar, seperti kecewa, dendam dan sebagainya. Tetapi
kemunculannya akibat pengaruh yang dibuat dari dalam. Miras sangat mengganggu
fungsi kerja syaraf, miras sangat merusak kecerdasan, ketenangan dan
konsentrasi. Sifat marah tertuang dalam pustaka suci Śarasamuccaya sloka 96, sebagai berikut:
na catravah ksayam
yānti yāvajjīvamapi ghnatah,
krodham niyantum yo
veda tasya dvestā na vidyate.
Terjemahan:
Sebenarnya,
meskipun orang itu selalu jaya terhadap seterunya, serta tak terbilang jumlah
musuh yang dibunuhnya, asal yang dibencinya musnah, selama hidupnya pun, jika
ia hanya menuruti kemarahan hatinya belaka, tentu saja tidak akan habis-habis
musuhnya itu. Akan tetapi, orang yang benar-benar tidak mempunyai musuh adalah
orang yang berhasil mengekang kemarahan hatinya.
4.
Moha
Moha adalah sifat bingung yang dapat menyebabkan pikiran
menjadi gelap. Hal ini akan menyebabkan orang tersebut tidak mampu membedakan
mana yang baik dan mana yang buruk.
Pustaka
suci Bhagavad-gītā XVIII.25
menjelaskan bahwa:
anubhandham kshayam
himsām
anapekshya ca paurusam
mohād ārabhyate karma
yat tat tāmasam ucyate.
Terjemahan:
Kegiatan
kerja yang dilakukan karena kebingungan tanpa menghiraukan akibatnya, menyakiti
hati dan tak peduli akan kemampuan, yang demikian itu disebut tamasa.
Berdasarkan bunyi sloka di atas
jelaslah bahwa orang yang bekerja dalam kondisi bingung tidak mampu bekerja
dengan baik dan efektif. Kebingungan dapat menyebabkan manusia kehilangan arah.
Terdapat beberapa sebab timbulnya kebingungan antara lain:
a.
kesusahan yang amat dalam.
b.
kehilangan terhadap sesuatu yang sangat dicintai
c.
masalah yang tidak mampu dipecahkan
5.
Mada
Mada adalah mabuk.
Orang mabuk pikirannya tidak berfungsi secara baik. Akibatnya, timbullah
sifat–sifat angkuh, sombong, takabur dan mengucapkan kata–kata yang menyakitkan
hati orang lain. Contoh mada ialah mabuk kekayaan, mabuk karena ketampanan.
Mabuk juga dapat ditimbulkan karena minum-minuman keras. Minum-minuman keras
yang berlebihan akan menyebabkan seseorang kehilangan kesadaran sehingga
menimbulkan perilaku yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Dalam
pustaka suci Śarasamuccaya sloka 325,
dijelaskan bahwa:
samklistakarmānamatipramādam
bhūyo’nrtam cadr
dabhaktikam ca,
vicistaragam bahumāyinam ca naitān niseveta
narādhamān sat.
Terjemahan:
Inilah
misalnya orang yang tidak patut dijadikan kawan bergaul, orang yang
mengusahakan penyakit dan kesedihan kepada orang lain, serta buruk laku, orang
yang lupa, orang berbohong atau dusta, orang yang terikat hatinya kepada
minuman keras, keenam orang yang sangat keji itulah, yang patut dihindarkan.
Kemabukan
dalam pandangan agama Hindu banyak jenisnya, Adapun kemabukan dalam diri ada
tujuh jenisnya, yang lebih dikenal dengan sebutan Sapta Timira, yakni sebagai berikut.
a.
Surupa artinya mabuk karena kecantikan atau ketampanan
b.
Dana artinya mabuk karena kekayaan atau harta benda
c.
Kulina artinya mabuk karena keturunan atau kebangsawanan
d.
Yowana artinya mabuk karena keremajaan
e.
Sura artinya mabuk karena minuman keras
f.
Guna artinya mabuk karena kepandaian
g.
Kasuran artinya mabuk karena keberanian
6.
Matsarya
Matsarya artinya sifat iri
hati dan dengki. Iri hati, cemburu, seringkali muncul akibat dari kekecewaan,
ketidakpuasan, ketidakadilan, dan kegagalan dalam menghadapi suatu peristiwa.
Di satu pihak ada yang berhasil dengan mudah, sedangkan di pihak lain mengalami
kegagalan dan hambatan. Sehingga pihak yang gagal merasa kecewa. Kegagalan yang
diakibatkan oleh ketidakadilan akan menimbulkan perasaan iri hati. Iri hati
merupakan akumulasi dari krodha, bila berkelanjutan akan menimbulkan rasa
dendam, benci, dan permusuhan. Matsarya dapat diredam dengan kesabaran dan
kepasrahan. Bahwa hidup ini adalah cobaan, takdir, dan karma wasana.
Dalam
pustaka suci Śarasamuccaya sloka 88,
dijelaskan bahwa:
abhīdhyāluh parasvesu
neha nāmutra nandati,
tasmādabhidhyā
santyājyā sarvadābhīpsatā sukham.
Terjemahan:
Adalah
orang yang tabiatnya menginginkan atau menghendaki milik orang lain, menaruh
iri hati akan kebahagian orang lain; orang yang demikian tabiatnya, sekali-kali
tidak akan mendapat kebahagiaan di dunia ini, ataupun di dunia yang lain; oleh
karena itu patut ditinggalkan tabiat itu oleh orang yang ingin mengalami
kebahagiaan abadi.
2.2
Contoh Perilaku Sad Ripu
Perilaku
Sad Ripu dalam diri jika dipupuk denngan sifat negatif akan menjadi musuh,
sedangkan jika dipupuk dengan sifat positif, akan menjadi perilaku baik.
1. Contoh
Kama
a.
Positif
Berkeinginan
membantu orang yang tidak mampu, berkeinginan berbagi dengan orang lain,
berkeinginan mengajari adik hal – hal positif, dan berkeinginan menjalin
persaudaraan dengan orang lain.
b.
Negatif
Berkeinginan
memiliki barang orang lain, menginginkan sesuatu di luar kemampuan sendiri,
berkeinginan menyakiti teman, berkeinginan merusak barang milik orang lain, dan
berkeinginan menyakiti binatang dan tumbuhan.
2. Contoh
Lobha
a.
Positif
Bekerja
keras untuk mendapatkan penghasilan yang banyak dengan jalan yang benar, rajin
belajar guna mendapatkan ilmu pengetahuan, dan rajin memberikan sumbangan pada orang lain yang
membutuhkan.
b.
Negatif
Mengambil
hak orang lain, mengambil bagian dari
milik saudara, makan makanan yang
berlebihan, dan melakukan pemerasan terhadap orang lain.
3. Contoh
Krodha
a.
Positif
Marah
kepada bawahan yang salah, marah kepada peserta didik yang tidak sopan, marah
kepada orang yang berperilaku negatif di sekitar kita, dan marah kepada
keluarga yang salah dalam berperilaku.
b.
Negatif
Suka
menghina orang tanpa alasan, suka mengeluarkan kata – kata yang tidak pantas
pada orang lain, suka menantang orang untuk berkelahi, suka mencemooh, suka
berbicara kasar pada orang lain, dan suka mengejek orang lain.
4. Contoh Mada
a.
Positif
Minum
minuman yang secukupnya untuk kesehatan, mabuk akan ilmu pengetahuan, dan mabuk
akan ajaran agama.
b.
Negatif
Suka
minum minuman keras, suka berjudi, suka
menganggap diri ganteng, suka tergila – gila pada uang, dan suka menyombongkan
kepintaran.
5. Contoh
Moha
a.
Positif
Bingung
dalam memecahkan masalah yang dihadapi sesuai ajaran agama, bingung dalam meningkatkan bhakti kepada Sang Hyang
Widhi Wasa, dan bingung mencari solusi untuk meningkatkan semangat belajar.
b.
Negatif
Suka
berdiam diri, suka berbicara sendiri karena kehilangan orang disayanginya, suka
mengambil keputusan yang keliru, suka
tidak percaya diri, suka melihat sekeliling
dengan tatapan kosong.
6. Contoh Matsarya
a.
Positif
Iri
terhadap nilai teman yang bagus,
kemudian memacu untuk rajin belajar; iri
terhadap teman yang rajin; iri terhadap
kesuksesan teman.
b.
Negatif
Suka
membicarakan orang lain, sering mencibir orang, suka memfitnah orang lain,
merasa tersaingi jika tetangga memiliki sesuatu yang baru, merasa malu jika
dikalahkan oleh orang lain, dan
membicarakan orang lain lebih jelek dari dirinya.
2.3 Dampak Perilaku Sad
Ripu
Musuh yang terdapat dalam diri dapat
membawa dampak yang tidak baik dalam kehidupan. Sebagai makhluk sosial, manusia
membutuhkan orang – orang disekitarnya. Jika musuh yang terdapat dalam diri
tidak mampu dikendalikan, hal itu dapat menimbulkan dampak sebagai berikut:
1.
Dampak perilaku kama yang tidak terkendali antara lain:
banyak memiliki hutang sehingga hidup tidak tenang; banyak memiliki musuh,
mendapatkan penyakit yang diakibatkan oleh peilaku buruk, tidak disukai oleh
tetangga, keluarga tidak harmonis, dihukum penjara karena melakukan tindak
kriminal.
2.
Dampak perilaku lobha yang tidak terkendali antara lain:
banyak orang yang tidak suka akan perilaku kita, dapat menyebabkan kemiskinan
bagi orang lain, selalu menjadi buah bibir bagi tetangga, sering dianggap
sebagai perampok, memiliki sedikit teman sehingga pergaulannya makin sempit,
banyak orang yang curiga akan diri kita.
3.
Dampak perilaku krodha yang tidak terkendali antara
lain: wajah kelihatan lebih cepat tua, sering terlibat dalam pertengkaran,
mengidap penyakit jantung, berusia pendek, memiliki penyakit darah tinggi.
4.
Dampak perilaku mada yang tidak terkendali antara lain:
pikiran kacau atau kurang waras, kata – kata tidak terkontrol, tidak mampu
memegang rahasia, menjadi buronan polisi.
5.
Dampak perilaku moha yang tidak terkendali antara lain:
memiliki pendirian yang tidak teguh dan mudah goyah, tidak mampu berpikir
dengan jernih, tidak mampu hidup mandiri atau selalu bergantung pada orang
lain, tidak memiliki kepercayaan diri.
6.
Dampak perilaku matsarya yang tidak terkendali antara
lain: sulit mendapatkan kemajuan, tidak mampu bersaing, rasa kecewa yang
mendalam
2.4 Cara Untuk
Mengendalikan Sad Ripu
Sad Ripu dapat berakibat buruk,
berbahaya bagi keselamatan, ketenangan, ketentraman, kesehatan, kebahagiaan,
dan kecerdasan. Umat Hindu memiliki cara tersendiri untuk mengatasi Sad Ripu,
antara lain :
1.
Upacara Agama Manusa
Yadnya, terutama potong gigi, sebagai simbol untuk mengingat bahwa musuh itu
bersumber dari diri sendiri dan harus diatasi dan dilemahkan agar tidak
menguasai diri sendiri.
2.
Memperdalam dan
mengamalkan ajaran kesusilaan, terutama Tri
Kaya Parisudha, Panca Yama dan Panca Nyama Brata, Catur Praweti, Catur Paramita,
serta ajaran Karma Phala.
3.
Melalui cerita-cerita,
seperti cerita sudamala, bhatara, kala, dyah tantri, Sutasoma.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari uaraian – uraian di atas maka
dapat ditarik kesimpulan seperti berikut:
3.1.1
Sad
Ripu berarti enam musuh . Musuh yang
dimaksud adalah musuh yang berasal atau bersumber dari dalam diri manusia
sendiri. Bagian – bagian dari Sad Ripu, yaitu: Kama,Lobha, Krodha, Moha, Mada,
dan Matsarya.
3.1.2
Perilaku Sad Ripu dalam
diri jika dipupuk dengan sifat negatif akan menjadi musuh, sedangkan jika
dipupuk dengan sifat positif akan menjadi perilaku baik.
3.1.3
Musuh yang terdapat
dalam diri dapat membawa dampak yang tidak baik dalam kehidupan. Sebagai
makhluk sosial, manusia membutuhkan orang – orang disekitarnya. Jika musuh yang
terdapat dalam diri tidak mampu dikendalikan, hal itu dapat menimbulkan dampak
yang negatif, salah satunya adalah
menndapat hukuman penjara karena melakukan tindakan kriminal.
3.1.4
Sad
Ripu dapat berakibat buruk, berbahaya bagi
keselamatan, ketenangan, ketentraman, kesehatan, kebahagiaan, dan kecerdasan.
Umat Hindu memiliki cara tersendiri untuk mengatasi Sad Ripu, diantaranya
melakukan upacara Manusa Yadnya, yaitu potong gigi ( Mepandes )
3.2
Saran
– Saran
Adapun saran yang dapat diberikan
adalah:
3.2.1
Kepada para pelajar
diharapakan agar lebih memahami tentang Sad
Ripu agar dapat membertahukan kepada masyarakat luas dengan benar ( mampu
memberikan Dharma Wacana )
3.2.2
Kepada masyarakat
khusunya umat beragama Hindu diharapkan agar berusaha untuk mengendalikan sifat
– sifat Sad Ripu ini sesuai dengan ajaran agama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar